Gaya hidup modern, di samping menawarkan berbagai kenikmatan dan kemudahan hidup, kerap membuahkan dehumanisasi.
Banyak manusia seolah kehilangan kemanusiaannya, kehilangan fitrahnya—khususnya dimensi spiritual.
Lalu, seolah merespons fenomena itu, tak sedikit yang kemudian secara ekstrem memilih "jalan spiritual", sampai-sampai memancang visi lenyapnya diri dan tak lagi peduli dengan situasi duniawi. Tugas manusia sebagai khalifah pun jadi terabaikan.
Buku ini membahas sekaligus fitrah kemanusiaan dan tanggung jawab kehambaan. Dengan pembahasan yang populer dan bahasa yang ringan, penulis mengajak pembaca mengenali mandat manusia di muka bumi ini: menjadi manusia, sekaligus menjadi hamba.