Mengikuti dan meneladani Rasulullah dalam setiap keadaan. Itulah bukti keimanan sekaligus kecintaan kepada beliau.
Siapa yang menjadikannya sebagai suri teladan berarti telah menempuh jalan yang akan menyampaikan kepada kemuliaan yang ada di sisi Allah.
“Pada diri Rasulullah telah terhimpun sifat-sifat yang terpuji sepertimalu, dermawan, pemberani, berwibawa, sambutan yang baik, lemah lembut, memuliakan anak yatim, baik batinnya, jujur dalam ucapan, menjaga diri dari perkara yang mendatangkan maksiat, suci, bersih, suci dirinya dan segala sifat-sifat yang baik.” (Syekh Mushthafa Al-Adawi, Fiqhul Akhlaq: I/7)
Buku ini mengajak kita untuk mengetahui aspek-aspek dalam meneladani Rasulullah.
Penulisnya Syekh Al-Munajjid menjelaskan secara rinci dengan contoh nyata bagaimana beliau berinteraksi dengan berbagai kalangan, seperti: keluarga, saudara, dan orang-orang di sekitarnya seperti tetangga; berbagai kelompok Sosial, baik kalangan miskin maupun kaya; kalangan yang membutuhkan pendekatan dakwah khusus, seperti para mualaf dan munafikin; wanita, anak-anak, hingga binatang.
Semuanya ditunjukkan dengan kasih sayang dan keteladanan Rasulullah yang paling tampak adalah sifat penyayang. Namun, sudahkah sifat ini melekat pada diri kita?
Rasulullah bersabda, “Tidaklah sifat kelemah lembutan itu ada pada sesuatu melainkan akan menjadikannya indah dan tidaklah tercabut dari sesuatu melainkan akan menjadikannya jelek.” (HR. Muslim dari Aisyah)