Jean Paul Satre Lahir di Paris, 12 Juni 1905. Ayahnya, seorang perwira Angkatan Laut Prancis, meninggal ketika Sartre berumur 12 tahun.
Sejak usia itu pula, Sartre mengaku sudah tidak percaya Tuhan.
Ini adalah pengaruh dari sang ayah yang selalu menertawakan sikap religius ibunya.
Sartre kecil hidup kesepian. Satu-satunya dunia Sartre adalah perpustakaan kakeknya.
Tahun 1924, Sartre masuk Ecole Normale Supeieure, yaitu satu perguruan tinggi yang paling selektif dan terkemuka di Prancis.
Tahun 1929 ia lulus dan meraih gelar Agregation The Philosophie. Sekitar tahun 1929 pula dia bertemu Simone de Beauvoir, mahasiswi filsafat di Universitas Sorbonne.
Berikutnya, ia hidup serumah tanpa nikah. Perkawinan, bagi Simone, adalah sebuah lembaga borjuis. Simone kelak menulis biografi Sartre yang paling lengkap (3 jilid).
Tradisi-tradisi besar filsafat Barat mempengaruhi pemikiran Sartre; seperti rasionalisme dan idealisrne, di samping fenomenologi yang dipelajarinya dari Hisserl dan Heidegger.
Setelah 1945, filsafat Sartre banyak dipengaruhi oleh Marx. Tetapi semua pengaruh ini hanya merupakan latar belakang untuk suatu filsafat orisinal yang oleh Sartre disebut "eksistensialisme".
Pemikiran-pernikiran Sartre tidak hanya diungkapkan dalam tulisan-tulisan filsafat, melainkan juga dalam roman-roman, sandiwara-sandiwara, karangan-karangan jurnalistik sampai dengan studi-studinya tentang psikologi.
Berkat buku Les mots, Sartre mendapat hadiah nobel, tahun 1963, tetapi ditolaknya.