Ini adalah kisah nyata seorang anak yang lahir dari keluarga petani kecil di lereng Pegunungan Kendeng, yang berkali-kali mengalami patah hati dalam hidupnya.
Orangtuanya berharap ia lahir perempuan dan telah menyiapkan nama Hamdalah untuknya.
Tetapi karena ia terlahir lelaki, jadilah namanya Hamdan.
Sejak kecil ia merasa berbeda, dari kakaknya yang pintar, juga dari anak-anak lain seumurannya. Ia hidup dalam sunyi. Ia tumbuh nakal, liar, tak taat aturan.
Dalam keterasingannya ia ingin berubah. Ia ingin mendapat pengakuan untuk memaknai kehadirannya di atas dunia.
Perjalanan hidupnya sukar dan penuh rintangan. Ketika ia sudah bisa mencintai keluarganya, ayahnya pergi ke Jakarta, menjadi tukang gerobak sayur agar bisa membiayai sekolahnya.
Ketika ia telah sanggup mengatasi kebebalan otaknya dan menjadi siswa berprestasi di sekolah, berkali-kali pula ia patah hati terhadap gadis-gadis yang dicintainya.
Novel ini membabar perjuangan seorang anak manusia untuk memahami suatu perasaan yang tulus, tinggi, mulia, dan suci, yang percaya bahwa cinta berasal dari-Nya dan merasakan cinta sama dengan merasakan kehadiran-Nya.