Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah adalah salah satu dari beberapa ulama Islam Sunni terkenal di era ini.
Ia dikenal di sebagian besar dunia Islam, mulai dari Brunei hingga ke Amerika Utara terutama atas prestasi luar biasa dalam Hadis dan Hukum Islam (syariah).
Sosok Syekh Abdul Fattah merupakan ulama Suriah yang dikenal karena kiprah akademiknya.
Dilahirkan di kota Aleppo, Suriah pada 9 Mei 1917, ia memiliki nama kecil Abdul Fattah bin Muhammad bin Bashir bin Hasan Abu Ghuddah atau Abdul Fattah Abu Ghuddah.
Ayahnya, Muhammad bin Bashir dikenal baik karena ketaatan dan keshalehannya dalam Islam.
Silsilah keluarga Abdul Fattah berasal dari keturunan sahabat Rasulullah, Khalid bin Walid Radiallahu Anhu.
Sejak kecil hingga remaja, Abdul Fattah telah dididik dengan baik dalam agama Islam, ia pun mengenyam pendidikan menengah di Madrasah Khesrevia, Institut Islam Arab Aleppo.
Setelah selesai di sekolah menengah pada 1942, Abdul Fattah melanjutkan pendidikan tingginya ke Unversitas Al Azhar Kairo.
Ia mengambil berbagai disiplin ilmu mulai dari Syariah, mempelajari psikologi dan prinsip pendidikan pada 1944 hingga 1948, dan pendidikan bahasa arab hingga lulus dari Universitas Al Azhar Kairo pada 1950.
Selama perjalanannya menuntut ilmu ia bertemu beberapa ulama besar yang terkenal di Kairo saat itu.
Di antaranya, Syaikh Muhammad Al-Khidr Husain, Syaikh Abdul Majid Daraz, Syaikh Abdul Halim Mahmud, Syaikh Mahmud Shaltut.
Dia juga bertemu Syekh Mustafa Sabri, Syaikh Muhammad Zahid Al-Kauthari, dan pemimpin Ikhwanul Muslimin, Imam Hasan Al-Banna yang kemudian menginspirasinya untuk aktif dalam organisasi ini dan kemudian mengembangkannya di Suriah.
Sedangkan di Suriah ia sempat berguru pada Syaikh Raghib Al-Tabakh, Syekh Ahmad Al-Zarqa, Syekh Eisa Bayanuni, Syaikh Muhammad Al-Hakeem, Syekh Asad Abji Syaikh Ahmad Kurdi, Syekh Najib Sirajuddin dan Syaikh Mustafa Al-Zarqa.
Dari berbagai guru yang ia temui itulah ia kemudian memantapkan perjalanan dakwah dan pengajarannya ke berbagai dunia Islam, mulai negara-negara Arab dan Turki, India, Pakistan, Indonesia, Malaysia hingga Brunei.
Ia bertemu dan belajar dari ulama negara-negara ini, serta mereka manfaat dari pengetahuannya.
Sebagian besar hasil paling banyak dari kunjungannya ke India dan Pakistan, ia mampu membawa banyak pengetahuan anak benua India ke Saudi.