Pada periode Socrates, kehidupan politik Yunani sedang tumbuh intensif, khususnya di Athena yang demokratis. Warga bebas memainkan peran apa pun, dalam hal apa pun, dan jika ingin terjun ke dalam politik, mereka mengikuti semacam pendidikan.
Namun pendidikan dengan cara lama sudah tak cukup untuk memenuhi itu. Bentuk ideal aristokrat lama, entah lebih unggul dari cita-cita baru atau tidak, tak mampu memenuhi tuntutan demokrasi yang sedang berkembang. Ada sesuatu yang lebih dibutuhkan, dan kebutuhan ini dipenuhi oleh kaum Sofis.
Kaum Sofis menempatkan pelatihan teoretis sebagai pengganti pelatihan praktis. Mereka adalah profesor keliling yang berjalan dari kota ke kota, mengumpulkan banyak pengetahuan dan pengalaman berharga. Mereka memberi instruksi tentang berbagai hal, termasuk tata bahasa, penafsiran penyair, filsafat mitologi, dan lain sebagainya. Namun, di atas semua itu, mereka mengaku mengajarkan seni Retorika, yang mutlak diperlukan untuk berpolitik.