Kisah lebih berkesan, lebih diterima jiwa, lebih disenangi hati, lebih menggentarkan perasaan. Para ra-sul dan dai sendiri telah mengambil pelajaran dari kisah orang-orang terdahulu.
Terlebih karena kisah Al-Quran dan hadis akan menjadi bekal bagi jiwa dan peneguh bagi hati. Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang beriman (Hûd [11]: 120).
Bagian pertama mengisahkan para nabi dan rasul. Bukankah kisah mereka sudah disebutkan dalam Al-Quran? Di sini disajikan kisah yang belum dimuat Al-Quran, seperti kisah Yûsya‘ dan kisah nabi yang membakar perkampungan semut.
Ada pula kisah yang baru sebagian diungkap Al-Quran, kemudian hadis datang menjelaskan, menerangkan, dan memerincinya, seperti kisah Nabi Musa bersama Khadhir.
Bagian-bagian berikutnya mengisahkan tokoh dan peristiwa masa lalu yang layak diteladani dan yang perlu di-hindari.
Dituturkan oleh Nabi saw., kisah-kisah itu seakan mengajak kita berbincang tentang ujian yang sedang kita hadapi atau tentang kesenangan yang sedang kita nikmati; tentang penguasa adil yang ada di tengah kita atau penguasa zalim yang berbuat kerusakan di muka bumi.
Ada pula kisah yang mengajak kita mengobrol tentang sebuah model kehidupan manusia biasa. Tokoh yang diangkat, misalnya, seorang petani yang sa-leh, pengusaha yang amanah, atau seseorang yang penuh kasih sayang.
Inilah buku ini hanya memuat hadis kisah yang sahih. Setiap hadis yang akan dibahas diberikan pengan-tar, disajikan teks hadisnya, disebutkan letak sumbernya, dilanjutkan dengan penjelasan yang memadai.
Terakhir, disuguhkan butir-butir pelajaran dan pesan dari setiap hadis. “Wahai guru, orangtua, pendakwah, dan orang beriman di mana saja, selamat menikmati dan bersiaplah untuk menyirami jiwa, hati, dan pikiran dengan cerita-cerita bergizi dari Nabi.”