Semangatku pada masa-masa yang akan datang telah sepenuhnya tumbang, kecuali hanya di satu hal: semakin intim dan mesra dengan hadiratNya. Selebihnya tidak ada, mutlak tiada.
Saya menjalani waktu-waktu ke depan dengan perasaan sepenuhnya bebas dari kedirian saya pribadi, tapi mutlak dijalankan oleh Tuhan semesta alam. Itulah sebabnya, saya membaca kembali esai-esai pendek saya sufi dengan perasaan yang baru, serasa tidak pernah tentang para menuliskan semua itu, serasa baru berjumpa dengan tulisan-tulisan tersebut. Sangat menakjubkan.
Bagaimana mungkin tidak? Bukankah esai-esai itu berasal dari diri saya sendiri? Secara lahiriah ya. Tidak ada jawaban yang lain. Tapi secara hakiki, betulkah tulisan-tulisan itu berasal dari diri saya yang sangat ringkih dan tidak tahu apa-apa ini? Tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin.
Di dalam buku ini, disadari atau tidak, kalian sebenarnya tidak akan pernah berjumpa dengan diriku. Kalau kalian mengalami ketergetaran atau tidak melalui buku ini, itu mutlak merupakan ketersentuhan kalian atau tidak dengan Tuhan semesta alam. Saya merasa tidak pernah ikut andil sama sekali.
Ada yang terasa beda di akhir-akhir hidupku ini. Yaitu, adanya 2 dari segala kekang yang bersemayam di masa lalu di satu sisi, dan kemerdekaanku dari "segala" harapan di masa-masa yang akan datang di sisi yang lain.
Sengaja saya letakkan idiom "segala" di antara dua tanda kutip. Karena memang tidak mencakup semua yang ada di masa-masa lalu, juga tidak menyeluruh kepada yang dikandung di waktu-waktu yang akan datang, tidak termasuk rahasia keilahian yang masih dikandung waktu. Tapi murni hanya tertuju kepada segala sesuatu yang lazim menjadi tumpuan orang-orang kebanyakan.
Semangatku pada masa-masa yang akan datang telah sepenuhnya tumbang, kecuali hanya di satu hal: semakin intim dan mesra dengan hadiratNya. Selebihnya tidak ada, mutlak tiada. Saya menjalani waktu-waktu ke depan dengan perasaan sepenuhnya bebas dari kedirian saya pribadi, tapi mutlak dijalankan oleh Tuhan semesta alam.
Itulah sebabnya, saya membaca kembali esai-esai pendek saya tentang para sufi dengan perasaan yang baru, serasa tidak pernah menuliskan semua itu, serasa baru berjumpa dengan tulisan-tulisan tersebut. Sangat menakjubkan.
Bagaimana mungkin tidak? Bukankah esai-esai itu berasal dari diri saya sendiri? Secara lahiriah ya. Tidak ada jawaban yang lain. Tapi secara hakiki, betulkah tulisan-tulisan itu berasal dari diri saya yang sangat ringkih dan tidak tahu apaapa ini? Tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin.
Saya menyusuri lorong-lorong di dalam tulisan-tulisan itu, semuanya terasa asing. Sangat asing bagi diriku sendiri.