Sebagai manusia kita mungkin pernah terluka, perasaan sakit yang tak terlihat namun membekas untuk waktu yang lama.
Boleh jadi luka itu karena ditolak kerja, tuntutan orang tua, atau yang paling sering adalah patah hati karena putus dengan pasangan.
Setiap luka-luka yang kita terima bisa dari pandangan orang, sikap, tutur kata atau mungkin ekspektasi diri sendiri.
Yang kemudian membuat kita berpikir bahwa mungkin luka ini tidak dapat disembuhkan.
Hal itu juga sering kali memicu diri untuk merasa ingin menyerah atau membenci diri sendiri.
Sama halnya dengan luka fisik ketika tergores atau jatuh dan berdarah, luka dihati juga bisa semakin parah apabila tidak kita obati.
Lantas untuk mengobatinya, apa yang kita butuhkan?
Jika sebuah luka fisik membutuhkan obat-obatan dari rekomendasi ahli medis, maka obat untuk luka hati kita adalah diri kita sendiri.
Tapi bagaimana jadinya jika diri sendiri, sering kehilangan kendali dan justru memikirkan hal-hal negatif terus menerus?