Bangsa Indonesia telah dikaruniai oleh Allah Swt. mozaik keragaman masyarakat dan budaya yang sangat kaya.
Akan tetapi, keragaman tersebut berpotensi memicu konflik bila anggota masyarakatnya salah dalam mengelola atau merawatnya.
Di Indonesia, keragaman rentan memicu perselisihan internal seperti terlihat dalam konflik-konflik SARA yang mewarnai perjalanan bangsa.
Untuk menjaga keragaman bangsa, Indonesia perlu rumusan konsep jati diri manusia yang sesuai dengan konteks keragaman.
Buku ini menggali konsep jati diri manusia berdasarkan filsafat “kehendak” Artur Schopenhauer dan mengemukakan relevansinya bagi kehidupan berbangsa di Indonesia.
Resolusi manusia Schopenhauer adalah hidup menekan ambisi ego.
Bagaimanapun ego yang tidak dibatasi dapat menjadi sumber perilaku durjana yang membahayakan bangsa.
Schopenhauer menawarkan pembebasan ego dengan jalur estetik dan asketik yang dapat dipertimbangkan dalam konteks masyarakat multikultur Indonesia.