Tidak semua hal akan berjalan sesuai keinginanmu. Pada satu waktu, impianmu akan dipukul mundur, harapanmu terpatahkan, dan langkahmu dihentikan paksa.
Dunia yang luas terasa begitu menyesakkan. Ramai, tapi sepi.
Ingin terus melangkah, takut terjatuh. Ingin putar balik, sudah tak mungkin tertempuh. Ingin menyerah, tetap saja tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Setiap pilihan nyaris tak mampu kamu tanggung konsekuensinya.
"Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah" akan menemanimu, untuk terus melangkah maju, menerabas segala keterbatasan, menikmati segala kekecewaan, melewati dunia yang penuh dengan kefanaan, menuju satu tempat bernama keabadian.
Untukmu, jiwa-jiwa kecil yang sedang mendamba bahagia, kebahagiaan yang sesungguhnya. Selamat menikmati!
Tidak masalah lelah. Itu menandakan kita adalah manusia, rehat sejenak dari riuhnya peperangan antara hati dan pikiran. Kadang kita juga perlu menumpahkan air mata, bukan untuk menunjukkan kelemahan diri. Namun, untuk membersihkan hati agar bisa memandang segalanya dengan lebih jernih.
Andai semua orang menampakkan kesedihannya barangkali tak tersisa lagi kebahagiaan di dunia ini, karena setiap hati pasti menyimpan perih. Namun, nyatanya tidak begitu, ada yang memilih untuk menjadi kuat, tak berucap kecuali kesyukuran atas rasa sakit sekalipun.
Bukan mereka tak pernah menangis, sering malah, tapi tangis itu jatuh hanya di hadapan pemilik semesta, selebihnya senyum yang lebih sering terlihat di wajah mereka. Tangguh, berusaha tangguh.