Adam adalah pemuda yang tenang dan terampil. Di tangannya, barang-barang yang tak berharga bisa menjadi karya seni penuh makna.
Zayneb adalah perempuan yang bersemangat. Ia tak akan pernah bisa diam melihat ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya dan terkadang juga ditujukan padanya.
Keduanya bertemu secara tak sengaja dan saling terpukau pada kepribadian masing-masing.
Zayneb kagum pada Adam yang mampu membuat keputusan besar untuk menjadi mualaf di usia belia, dan Adam selalu bersemangat melihat pancaran energi dari apa pun yang dilakukan Zayneb.
Namun, saat mereka mulai mengerti perasaan masing-masing, keduanya sadar bahwa ada perbedaan yang tak bisa dijembatani
Buku ini mengangkat isu Islamofobia dan bersetting di Doha, Qatar. Penulis menghadirkan Islamofobia yang sering dihadapi wanita berhijab seperti Zayneb (tokoh utama).
Tapi penulis tidak hanya menggambarkan sisi buruk yang dialami oleh Muslim di negara di mana Muslim adalah kaum minoritas, penulis juga menunjukkan kepada kita bagaimana tokoh-tokohnya mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana Muslim menjalin persahabatan dan memelihara sikap saling menghargai dengan non-Muslim.