Pernahkah Anda Bertanya-Tanya Tentang Sejarah Kopi dan Kehidupan di Malang Era Kolonial?
Sebuah kisah dari Kota Malang, di masa lalu yang dipenuhi oleh aroma kopi, ketegangan kolonial, dan gema pagebluk. Selami kisah-kisah tersembunyi di balik kabut sejarah.
Buku "Kopi, Pagebluk, Dan Kota" bukanlah sekadar narasi sejarah. Ini adalah sebuah pencarian makna di tengah-tengah hubungan kompleks antara penduduk adat dengan penjajah asing. Buku ini mengajak Anda untuk memahami bagaimana keputusan dari metropolis jauh mempengaruhi keseharian masyarakat Malang, dan bagaimana kopi menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah tersebut.
“Kolonialisme mungkin meninggalkan luka, namun ada sisi kehidupan yang layak dikenang dan dieksplorasi untuk kemajuan peradaban dan kemanusiaan.” Kata Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., Wakil Kepala BPIP RI. Selain itu, Reza Hudiyanto, Dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang menambahkan, "Perpaduan antara abu vulkanis Semeru dengan tanah kapur Jawa Selatan menimbulkan cita rasa khas kopi Malang Tenggara."
Anda tak hanya membaca buku, Anda akan diajak menjelajah masa lampau, menyerap kekayaan sejarah, dan meresapi keunikan cita rasa kopi Malang yang telah melegenda. Ini bukan hanya kisah kolonial, ini adalah jembatan antara masa lalu dengan masa kini, antara kopi, pagebluk, dan kota.
Jangan lewatkan kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang Malang, kopi, dan kehidupannya di era kolonial. Pesan sekarang dan jadikan "Kopi, Pagebluk, Dan Kota" sebagai tambatan pengetahuan Anda tentang kekayaan sejarah dan budaya Indonesia.