Para Mukmin sejati memandang Islam sebagai satu-satunya jalan yang lurus (al-shirâth al-mustaqîm).
Isu utama mereka adalah bagaimana kaum Muslim melaksanakan Islam secara kâffah (total). Hal ini bisa menimbulkan kesan bahwa dunia di mata mereka hanya berwajah biner: Islam/kafir, thâghût/Allah, haqq/bâthil, jahiliyah/Islami, Dâr Al-Islâm/dâr al-harb, dan seterusnya.
Dengan pandangan-dunia semacam itu, bagi sebagian orang, sikap dan tindakan mereka dianggap terlalu simplistik, linier, keras, dan bahkan radikal.
Di sisi yang berseberangan, terdapat sebagian Muslim yang longgar, atau bahkan abai, terhadap prinsip-prinsip Islam.
Mereka sering menafsirkan ajaran Islam dalam rangka kepentingan-diri mereka sendiri. Mereka lebih dekat pada sekularisme dan ateisme ketimbang pada Islam, bahkan oleh sebagian orang, mereka dianggap telah keluar dari Islam.
Yusuf Qardhawi, seorang ulama yang sangat disegani di dunia Muslim, mencoba memetakan pandangan-pandangan yang berkembang di Dunia Islam.
Dengan keluasan ilmu, kejernihan argumentasi, dan kelapangan hati, dia menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang senantiasa menempuh jalan tengah (wasath), yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmah li al-‘âlamîn).
Dengan pandangan-dunia itu, Islam menampilkan diri sebagai sebuah agama yang toleran, moderat, adil—tanpa harus kehilangan prinsip-prinsip intrinsiknya.
Di dalamnya tersirat pengakuan akan adanya berbagai pandangan, kemungkinan, alternatif, tafsiran tentang Islam yang satu itu.