Butuh motivasi, sedang mencari jati diri, atau ingin menjawab keraguan dalam diri.
Untukmu yang suka overthinking, sering merasa insecure, dan merasa anxiety.
Bersedih, ragu, patah, menunggu, bertahan, bangkit, bingung, atau segala dinamika kehidupan lainnya.
Merasa sendiri dan tidak memiliki teman cerita.
Iain S. ThomasLahir di apartheid Afrika Selatan.
Dia menulis buku pertamanya, Ignite, pada usia 23 tahun untuk toko pakaian Markham.
Dan memenangkan Grand Prix di First Paper House Art Of Design Awards yang merupakan satu-satunya hadiah kerajinan yang diberikan tahun itu, dalam kategori desain, di penghargaan desain/periklanan nasional (The Loeries).Pada tahun 2009, sebagai penulis proyek seni/fotografi “I Wrote This For You”, terpilih sebagai salah satu dari 5 finalis teratas di dunia dalam kategori “Best Blogger To Follow” di mashable com
Proyek tersebut, yang telah terbukti sangat populer di seluruh dunia dan kemudian menjadi buku terlaris, juga memberinya banyak peluang menarik, termasuk undangan makan malam dengan Duta Besar AS untuk Afrika Selatan, Donald Gipps sebagai konsultan pengembangan digital. di Afrika Selatan, dan talk show di TEDx Johannesburg.
Melalui proyek tersebut, dia juga dapat mengirimkan skateboard ke Uganda Skateboard Union atas nama Stacy Peralta, direktur Dogtown And Z-Boys dan Riding Giants dan sebelumnya sebagai konsultan kreatif untuk Brian Wayne Transeau atau “BT” (yang kolaborator sebelumnya termasuk Peter Gabriel, Britney Spears, Justin Timberlake dan David Bowie, antara lain) di album terakhirnya, If The Stars Are Eternal, So Are You And I.
Karyanya telah memenangkan berbagai penghargaan lokal dan internasional dan dapat ditemukan di Communication Arts, Design Indaba Magazine, Ad Vantage Magazine, bestadsontv.com, Contagious Magazine, Archive, The University of Pretoria’s Permanent Design Collection, X-ings: Shaping Culture Through Design Pameran, Galeri Komunikasi Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa, TEDx, Majalah Heso (Jepang) dan http://www.inpursuitofelelegance.com Iain kini tinggal di Cape Town bersama istri, putrinya, dan peliharaannya.
Saat tidak sedang menulis, menggambar, atau bekerja, ia menghabiskan waktu bersama keluarganya di alam terbuka di kota tempat tinggalnya.
Merasa seperti sedang terapi. Pesan di baliknya menunjukkan tidak apa-apa untuk menjadi diri sendiri. Juga untuk memahami bahwa tidak apa-apa untuk berbagi perasaanmu bahkan jika kamu takut kata-katamu akan menyakiti orang lain. Buku ini mengajari saya bahwa tidak apa-apa memaafkan orang yang telah berbuat salah pada kita, karena satu-satunya yang akan terus menyakiti adalah diri kita sendiri. Buku ini direkomendasikan untukmu yang menyukai puisi dan sedang mencari jati diri.
“Every Word You Cannot Say ditulis dalam format puisi, tetapi tidak seperti puisi berirama. Buku ini membuat semua orang terhubung, dan membuat pembacanya menangis. Buku self-help terfavorit!”
“Kalau kamu mencari buku yang bisa mengungkapkan isi hatimu atau bingung mau mengatakannya seperti apa, buku ini sangat direkomendasikan untuk kamu baca! Buku ini sangat relate dan sampai membuatku terhanyut dalam kata-katanya.”
—Jessica Veranda, Personil JKT 48 (sumber: IGS jcvrnd19)
“Every Words You Cannot Say memberikan efek healing alias menyembuhkan karena seperti dapat validasi atas pikiran-pikiran yang berseliweran di kepala yang tidak bisa aku ucapkan secara lantang.”
—Kanaya Sophia, Bookstagram