“Hati hanya bisa disentuh dengan hati”
Ini sebuah ungkapan familiar dari seorang ulama.
Ungkapan ini menegaskan bahwa komunikasi sehebat apa pun, tanpa menggunakan hati tentu tidak akan maksimal.
Begitu pun dengan dakwah.
Tidak cukup mengandalkan materi bagus, komunikasi efektif, tapi juga dibutuhkan ketulusan hati, kelembutan, dan penuh kasih sayang
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memuliakan umat islam atas semua umat dan bangsa dengan memberikan kepadanya tugas para nabi, yaitu dakwah.
Tidak ada yang lebih mulia di dunia ini setelah para nabi selain para juru dakwah.
Karena mereka adalah penerus nabi dan memikul tugas terpenting yang paling mulia.
Salah satu cara dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallah 'Alaihi wa Sallam ialah ta'lif al-qulub (menaklukan, menyatukan hati).
Oleh karena itu, seorang juru dakwah selayak-nya menggunakan cara menyatukan hati (talif al-qulub) yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallah 'Alaihiwa Sallam.
Buku karya Syaikh Ibrahim bin ShaIih bin Shabir Al-Maghdzawi memaparkan tentang bagaimana beliau menaklukan dan menyatukan hati orang yang beliau dakwahi dengan iman dan takwa, dengan doa dan berbagi, dengan memaafkan yang menyakiti, dengan sikap penuh peduli dan bahkan dengan memuji.
Dengannya pasti banyak kebaikan diraih, orang-orang kafir berbondong-bondong memeluk agama Allah ini, dan tentu para pelaku maksiat mendapat hidayah dengan cara ini.