Buku Kumpulan puisi “Awan Teduh” ini terdiri dari lima bagian.
Bagian pertama berkisah tentang Awan Teduh: (tanpa) Ambang Batas”, menggelontarkan merah putihnya kehidupan saat ini, terkadang manusia harus keluar dari ambang batas untuk bisa menjadi awan peneduh bagi saudaranya yang lain.
Bagian kedua bercerita tentang “Tangisan Negeriku”, menembangkan cerita Indonesia yang ingin dikisahkan kembali, dan warna Indonesia yang ingin dilukiskan kembali.
Bagian ketiga buku ini mengaduk-aduk sensitifitas anak manusia, “Rasakan Cinta” adalah fitrah terindah dalam diri manusia. Siapapun tidak akan pernah bisa kuasa menolak getaran-getarannya.
Bagian keempat mengungkap tentang cinta dan pengkhianatan manusia kepada Tuhannya lewat cerita tentang “Singgasana Tuhan”. Sungguh, manusia saat ini merugi karena telah menuhankan gemerlap dunia demi kepuasan fana.
Bagian kelima berusaha memperlihatkan “Samudra Kehidupan”. Betapa hidup ini tak ubahnya samudra yang apabila airnya diubah menjadi tinta untuk menuliskan Asma Allah, maka air samudera itu akan habis sebelum Asma Allah selesai ditulis.